Photo by Stephen Phillips - Hostreviews.co.uk on Unsplash |
Dibandingkan pinjol (pinjaman online), kartu kredit sudah lebih dulu eksis di dunia keuangan, terutama perkreditan. Meskipun penetrasi kartu kredit tidak semudah pinjol, tapi kartu kredit punya segmen peminat tersendiri, lho.
Karyawan dengan gaji tertentu berhak mengajukan/apply kartu kredit, pengusaha yang notabene tidak bergaji pun juga bisa apply kartu kredit, asalkan pendapatan per bulan jelas tertera di rekening dan bisa dibuktikan. Kalau semua syarat apply kartu kredit terpenuhi, maka mudah bagi masyarakat untuk memiliki fasilitas ini.
Meski demikian, stigma buruk kartu kredit memang sulit dihilangkan. Terutama sebagai kartu siluman aka kartu yang bisa bikin kantong kita jebol dan terlilit utang. Nah, kalau sudah terjadi demikian maka perlu ditilik kembali, nih. Jangan-jangan kita yang keliru dalam memaknai kartu kredit dan menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan, padahal sejatinya ia adalah alat bayar.
Nah, tapi apapun itu alasannya, yang jelas para pengguna kartu kredit harus pintar-pintar mengelola keuangan serta emosinya dalam menggunakan kartu kredit. Jangan karena nafsu belaka lalu kita dengan mudah menggesek kartu kredit di sana sini agar bisa memenuhi lifestyle yang bisa jadi melebih kemampuan finansial sesungguhnya kita.
Maka dari itu, baca baik-baik tips bijak dalam menggunakan kartu kredit berikut ini agar tidak bikin kantong kamu jebol.
Pahami Limit Kartu Kreditmu
Setiap kartu kredit memiliki limit yang berbeda-beda. Pahami dan ketahui berapa limit kartu kreditmu agar kamu tidak terjebak dalam pemborosan. Gunakan maksimal 30% dari limit kartu kreditmu untuk pengeluaran rutin agar tetap aman dan terkendali.
Mengapa 30%?
Ya karena rasio hutang dalam neraca keuangan yang sehat memang dinilai maksimal hanya 30% saja. Jadi kalau gajimu 1 juta, maka maksimal hutang adalah 300ribu saja. Kalau kamu ada cicilan lain, misal cicilan handphone 150ribu, maka maksimal penggunaa kartu kreditmu 150ribu saja.
Bayar Tagihan Tepat Waktu
Disiplin dalam membayar tagihan adalah kunci utama dalam menghindari bunga tinggi dan denda keterlambatan. Tetapkan pengingat atau auto-debit untuk membayar tagihan kartu kredit sebelum jatuh tempo.
Usahakan setiap bulan untuk memeriksa billing tagihan untuk mengetahui apakah kamu ada tagihan atau tidak. Oke kadang kamu merasa "loh saya gak pake kartu kredit kok bulan ini", iya tapi kadang ada biaya lain seperti biaya notifikasi SMS atau biaya administrasi bulanan yang dibebankan, gak besar sih mungkin 7500 atau 2500 dan itu akan masuk ke billing statement. Kalau tidak dibayar nanti bisa kena denda, CMIIW.
Hindari Tarik Tunai dengan Kartu Kredit
Tarik tunai dengan kartu kredit biasanya dikenakan bunga yang lebih tinggi dibandingkan transaksi biasa. Selain itu, ada juga biaya administrasi yang dikenakan setiap kali melakukan tarik tunai.
Maka dari itu, gunakan kartu kredit hanya untuk alat bayar saja. Misal kamu lagi kepingin beli HP atau beli barang yang nominalnya besar, dan repot kalau harus bawa uang segepok untuk bayar, nah opsinya bisa pakai kartu kredit (atau kalau uang di tabungan banyak, bisa pakai kartu debit).
Ingat ya, hindari tarik tunai dari limit kartu kredit. Udah kena bunga tinggi, ada biaya tarik tunai juga. Mungkin biaya tarik tunai minimum Rp 50.000 sementara kamu nariknya cuma Rp 200.000, jadi total tagihannya Rp 250.000 yang mana 50ribunya buat bank dan kamu gak nikmatin sama sekali, tapi harus tetap kamu bayar. Sayang banget kan! Ini belum hitungan bunga tarik tunainya, lho.
Jadi, ingat ingat hindari tarik tunai kartu kredit.
Manfaatkan Fitur Cicilan 0%
Beberapa kartu kredit menawarkan fitur cicilan 0% untuk pembelian tertentu. Manfaatkan fitur ini untuk pembelian besar yang memang sudah direncanakan sebelumnya, agar pembayaran bisa lebih ringan dan terhindar dari bunga.
Cicilan 0% ini fasilitas yang bisa dibilang menjadi penarik utama kenapa orang-orang mau apply kartu kredit. Iya karena kamu bisa beli barang dengan dicicil dan nggak ada bunganya. Kamu beli Hp harga Rp 2,7jt, diangsur 3 bulan, angsurannya ya Rp 900ribu, nggak ada tambahan apapun. Kurang lebih begitu.
Aku termasuk yang memanfaatkan cicilan 0% kartu kredit. Jadi limitku 8 juta, kuhabiskan limitnya untuk beli HP harga 7juta, dan kucicil 24 bulan 0%. Selama masa itu, limit akan dilock, jadi tidak bisa belanja-belanja yang lain-lain lagi sampai limitnya kembali. Dengan begini aku bisa menghindari pemborosan belanja yang tidak perlu dengan kartu kredit.
Pantau Pengeluaran Secara Berkala
Rajinlah memantau pengeluaran yang dilakukan dengan kartu kredit. Banyak bank yang menyediakan layanan online atau aplikasi mobile untuk memudahkan pengguna melacak transaksi mereka.
Billing statement dikirimkan secara elektronik ke email, jadi tidak ada alasan untuk tidak membuka billing statement atau lembar tagihan. Kalau kartu kredit dari bank-bank tertentu, misal Jenius, semua informasi tersedia secara real-time di aplikasi sehingga bisa sewaktu-waktu memeriksa informasi transaksi atau tagihan kartu kredit.
Hindari Penggunaan Kartu Kredit untuk Pengeluaran Konsumtif
Gunakan kartu kredit untuk kebutuhan yang memang mendesak atau penting, bukan untuk pembelian impulsif yang bersifat konsumtif. Pengeluaran yang tidak direncanakan bisa membuatmu terjerat utang yang menumpuk.
Pada dasarnya, keperluan yang tidak terlalu mendesak bisa menunggu. Sementara keperluan mendesak, bisa jadi kartu kredit bisa menolong, seperti membayar rumah sakit, perbaikan kendaraan, perbaikan rumah, dsb. Penting untuk selalu bijak dalam mengatur keuangan, begitu sih.
Manfaatkan Promo dan Cashback
Banyak kartu kredit yang menawarkan promo dan cashback untuk pembelian di merchant tertentu. Manfaatkan promosi ini untuk mendapatkan keuntungan lebih dan menghemat pengeluaran.
Kartu kredit juga sering memberikan poin untuk tiap transaksi yang dilakukan. Jadi, ketika bertransaksi dengan kartu kredit, kamu akan dapat poin. Poin yang terkumpul bisa ditukar dengan voucher belanja, voucher cashback, voucher diskon, saldo OVO, saldo Gopay, miles penerbangan, dan masih banyak lagi lainnya.
Pahami Syarat dan Ketentuan Kartu Kredit
Setiap kartu kredit memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda-beda. Pahami dengan baik syarat dan ketentuan tersebut agar tidak terkejut dengan biaya-biaya tambahan yang mungkin timbul.
Biaya tarik tunai, bunga ritel, bunga tarik tunai, denda keterlambatan, biaya notifikasi, biaya iuran tahunan, dsb adalah contoh biaya-biaya pada kartu kredit yang patut kamu perhatikan. Setiap kartu kredit mungkin punya sedikit perbedaan, jadi sebelum menyetujui kartu kredit pastikan kamu sudah baca syarat dan ketentuannya.
Menerima kartu kredit, artinya menerima syarat dan ketentuannya, jadi kamu gak boleh marah-marah dan merasa tertipu ketika terkena biaya-biaya yang tidak kamu inginkan hanya karena kamu tidak baca syarat dan ketentuan dari awal. Biaya-biaya tersebut juga biasanya timbul karena hal-hal tertentu, jadi pastikan untuk memahami dengan detail.
Yang paling penting adalah menggunakan kartu kredit dengan bijak dan penuh tanggung jawab. Jangan sampai penggunaan kartu kredit justru membawa masalah keuangan yang serius di kemudian hari.
Dengan memahami dan menerapkan tips bijak dalam menggunakan kartu kredit, kamu bisa menghindari jebakan utang dan menjaga kestabilan keuangan. Ingatlah bahwa kartu kredit adalah alat yang bisa sangat bermanfaat jika digunakan dengan tepat dan bijaksana.
Selalu prioritaskan kebutuhan mendesak dan penting, hindari pembelian impulsif yang bersifat konsumtif, dan kelola pengeluaran dengan hati-hati. Dengan demikian, kamu tidak hanya dapat menikmati kemudahan yang ditawarkan kartu kredit, tetapi juga menjaga kesehatan finansialmu di jangka panjang.
Bijaklah dalam bertransaksi, dan jadikan kartu kredit sebagai sahabat, bukan musuh, dalam perjalanan keuanganmu.
Komentar