Susahnya Konsisten

     

    Konsisten untuk menulis emang susah, ya. Sekitar 2 tahun lalu ketika saya mulai membuat blog ini awalnya karena ingin ini menjadi wadah untuk saya menulis dengan tulisan-tulisan yang itu murni ide-ide saya. Gaya bahasa yang itu adalah gaya bahasa saya tanpa harus terbatasi dengan sederet aturan ini itu, yang biasanya saya hadapi ketika nulis untuk blog korporat.

    Selain berharap blog ini bisa jadi blog yang benar-benar milik saya, artinya ia sepenuhnya adalah hasil idealisme saya pribadi, saya juga berharap nantinya ini bisa jadi sumber penghasilan. Namanya juga usaha kan ahaha, rejeki itu dari Allah tapi yang namanya penghasilan harus diusahakan. Inilah salah satu bentuk usaha yang saya pikir hmm saya punya kemampuan dan juga pengalaman di sini.

    Satu per satu memang itu sepertinya terlihat, mulai dari view blog ini yang meningkat, bahkan salah satu postingan saya yang berjudul [Review] Spectra Q Plus vs 9 Plus, Pilih Mana Yaa? Itu punya impression, view, dan rank yang bagus di Google SERP. Wah saya jadi makin pede nih untuk jalan organic traffic sendirian, ehehehe.

    Setelah jalan beberapa lama, tepatnya setahun lebih heheheh akhirnya diterima adsense, itu pun setelah gagal sampe sekitar 3 kali, yang ke 4 udah hampir nyerah tapi ternyata diterima. Sempet ga percaya sampe ngira yang nyeleksi di adsense mungkin lagi eror gitu tapi ahaha sampe sekarang jalan sih jadi ya diterima saja.

    Oya meski udah jalan adsense tapi belum bisa bayaran karena pendapatan masih imut-imut abiesss hahaha. Gapapa toh ini niat awalnya memang jadi wadah menulis dan curcol saja. Kemudian ingin juga mengikhtiarkan blog ini untuk jadi lab pribadi saya. Lab apa? Ya lab saya untuk research organic traffic, paid traffic, affiliate marketing, digital marketing, social media marketing, content marketing, dsb. Pokoknya hal-hal yang nggak jauh-jauh dari kerjaan saya di kantor dan memang saya punya ketertarikan besar di situ, sih.

    Anyway, menulis modelan curcol begini emang rasanya lebih mudah, ya. Saya rasa ini karena kita cenderung menjadi diri sendiri ketika menulis sehingga tulisan dan ide-ide bisa mengalir begitu saja. Lain dengan ketika menulis untuk blog korporat atau membawa nama brand, tentu banyak sekali remnya :D. Mau nulis begini takut salah, nulis begitu takut ditolak, ahaha banyak deh ina inu ini itunya :D.

    Dari segi gaya bahasa gaya tulisan juga jelas beda, ya. Kalau nulis untuk blog korporat atau brand jelas harus mengikuti profesionalitas perusahaan atau brand-nya. Misal kalau perusahaannya maunya formal profesional yang harus seperti itu, pakai Anda-Anda dan seminimal mungkin menggunakan sudut pandang pribadi (saya-saya).

    Dari segi informasi yang ditampilkan juga harus kaya dan informatif sifatnya. Segala sesuatunya, isinya, pengetahuan yang ditampilkan haruslah bisa dipertanggungjawabkan. Harus didukung dengan data dan sumber. Kalau pengalaman pribadi kan data dan sumber darimana? Ya dari pengalaman si penulis sendiri kan, terserah orang mau percaya atau tidak pengalaman si penulis yang penting ada disklaimer kalau ini pengalaman pribadi.

    Belum lagi soal titik koma dan EYD, semua harus sempurna tanpa cela. Kalau di sini masih banyak EYD yang tidak pas, saya rasanya gak masalah gitu. Mungkin saya lagi mau merengkuh ketidaksempurnaan. Tapi kalau soal titik koma insyaAllah luar kepala :D. Ini mungkin dalih saja saya gak mau ngecek kroscek ricek EYD dsb :D. Ya kan mau posting tulisan yang mengalir saja >< :D.

    Kalau menulis untuk blog korporat, salah satu syaratnya adalah SEO friendly. Percaya atau tidak, saya sedang menulis tips menulis konten yang SEO friendly, tentu best practice-nya dong berdasarkan pengalaman saya selama 7 tahun lebih jadi content writer yang nyambi-nyambi :D, nyambi copy writing, pokoknya sambilannya macem-macem. Meski terkesan serabutan tapi tidak menghilangkan minat saya untuk jadi mastah di dunia digital marketing. Padahal, next saya pengen belajar soal data analyst dan Google Ads :D. Hobinya emang gak kira-kira :D.

    Oleh karena tulisan ini sifatnya mengalir saja, mungkin kalian yang nyasar ke tulisan ini bakal ngerasa tiap paragrafnya lompat-lompat topiknya. Tapi gapapa ya, biarpun lompat-lompat semoga tetap bisa dibaca dan nyambung. Selain itu, barangkali ini lebih berkesan manusiawi (?) ahahaha ngeles. 

    Eh tapi bener lho, soalnya begini ya kalau nulis konten yang ramah SEO artinya itu ramah ke mesin. Namanya juga Search Engine Optimization, optimasi mesin pencari. Jadi konten kalian itu dioptimasi sedemikian rupa supaya bisa dibaca siapa? Bisa dibaca mesin pencari Google aka Google Search Engine.

    Supaya apa? Supaya konten kalian bisa muncul di page 1 Google Search Engine Result Page (SERP). Oleh karena harus bisa dibaca dengan mudah oleh mesin, makanya harus ada parameter-parameter yang dipenuhi dong. Apa saja itu? Nantikan tulisan saya tips menulis konten yang ramah SEO, ya hahaha.

    Tapi kurang lebih intinya begini, tulisan yang ramah mesin itu ada cirinya, dan bisa dirasakan. Konten post saya yang sekarang ini hampir pasti tidak ramah mesin. Kemungkinan kalau dicari di google dengen keyword tertentu tidak akan muncul. Bahkan di post ini tidak ada target keyword yang pasti.

    Yappp semua berujung di keyword. Awal mula penulisan konten adalah keyword. Kalau mau konten populer ya pakai keyword populer. Daaaan masih banyak lagi kriteria-kriteria lain yang harus dipenuhi. Kalau sudah menerapkan best practice-nya SEO, hampir pasti sih ‘diterima’ oleh Google dan akan ‘dipromosikan’ dong.

    Cuma yang saya amati, terkadang konten seperti itu lantas menjadi sedikit abai akan aspek lain seperti enak dibaca atau tidak. Mungkin juga tidak ada kekhasan dari tulisan sehingga orang cenderung membaca informasinya dengan skip ke topik yang paling dicari. Alhasil, average duration mungkin tidak terlalu lama hanya sepersekian detik saya atau kalau long-form content bisa sedikit lebih lama (hanya pendapat saja).

    Yang saya sampaikan hanyalah seuplik dari dunia SEO dan trafik organik. Kenyataannya dunia ini sangatlah luas dan gelap :D. Butuh pengetahuan yang mendalam sebagai penerang dan pengalaman yang banyak agar tidak kesasar dan bisa sampai tujuan.

    Saya selalu beranggapan, kalau mau sukses di organic traffic ya SEO, tulislah artikel yang ramah mesin dan ikuti perkembangan SEO dari waktu ke waktu. Kemudian kalau mau idealis dengan tulisan bergaya bahasa sendiri mungkin bisa pakai sosial media untuk promosi, lihatlah seperti Tere Liye yang sukses di Facebook. 

    Mau tulis artikel apapun di wall, dengan gaya bahasa beliau sendiri, dengan ide-ide dan opini beliau sendiri, selalu ada massa yang mengonsumsi karena beliau memang sudah berhasil membangun basis penggemar, basis pembaca, basis follower.

    Orang-orang di sosial media menjangkau audiens dengan cara seperti itu, pakai like, share, dan comment. Semakin banyak interaksi, semakin dipromosikan oleh mesin. Tapi untuk mencapai semua itu, di awal memang harus berdarah-darah, ibaratnya membabat hutan. Gunakan share manual sendiri, gunakan hashtag, dsb. Tapi kalau sudah punya basis penggemar, basis follower, artinya branding diri sendiri sudah kuat, maka mudah untuk melemparkan konten untuk ‘dikonsumsi’.

    Tentunya dikonsumsi manusia ya bukan dikonsumsi mesin, karena pasti treatment-nya akan berbeda. Saya mungkin ‘berjaya di organic’ tapi di sosial media saya termasuk melempem :D. Saya belum mampu membangun branding diri, cenderung takut membangun interaksi (lewat like, share, dan comment), dan bebrapa hal lain. Sehingga, saya sangat salut dengan orang-orang yang berhasil membangun eksistensi dan branding lewat sosial media.

    Yang jelas, dibutuhkan dedikasi, konsisten, dan persisten jika ingin sukses di sosial media maupun trafik organik seperti Google SERP. Yang jelas, peruntukan keduanya jelas berbeda. Nah, curcolannya mungkin disudahi dulu, nggak yakin sih ini ada yang baca tapi kalau ada boleh lho ngobrol-ngobrol di kolom komentar. Saya tidak bermaksud menggurui semoga tidak ada kalimat saya yang berasa menggurui, saya cenderung lebih suka sharing gitu :D.

    Maap-maap kalau berantakan, mungkin editing di lain waktu, foto dan gambar-gambar pemanis juga mungkin nambah di lain waktu :D. Cauuu, bobo dulu….