Saya suka was was ketika haid tak kunjung datang, padahal sudah lewat masa yg diprediksikan. Oh ya, saya pakai aplikasi kalender haid namanya Flo. Prediksi Flo selama ini jarang sekali meleset, sehingga saya jadi deg-deg an ketika haid tak kunjung datang padahal Flo sudah mengeluarkan prediksi tanggal haid saya.
Baca juga: Ibu Menyusui, Sang Pejuang ASI untuk Bayi
Mengapa Menyusui Bikin Haid Telat?
Jadi, bisa ditebak dong ya, semakin sering bunda menyusui secara langsung (ASI eksklusif/direct breastfeeding), maka hormon prolaktin akan terus ada dan bekerja. Jadi, selama hormon prolaktin terus ada dan bekerja, selama masa itulah menstruasi menjadi tidak selancar biasanya.
Kemudian, ketika anak mulai MPASI, dan frekuensi menyusui secara langsung mulai berkurang, maka otak juga akan lebih sedikit memproduksi hormon prolaktin. Lambat laun, siklus menstruasi akan kembali manakala semakin sedikit hormon prolaktin yang bekerja, meskipun aktivitas menyusui masih berlangsung, ya bunda.
Produksi ASI Menurun Sebelum Haid dan Ketika Haid
Saat kerja dari pagi hingga sore, saya tidak menyusui bayi
saya secara langsung. Sebagai gantinya, saya memompa ASI untuk diberikan ke
bayi saya melalui botol dot. Namun, beberapa hari sebelum haid saya perhatikan hasil
perahan ASI saya hanya sedikit, tidak sampai 100ml. Padahal saya menggunakan elektrik breastpump yang membuat proses memerah ASI menjadi lebih efektif.
Saya ingat bahwa tanggal-tanggal tersebut sudah dekat waktu
haid saya. Lalu, saya berpikiran apakah ada hubungannya produksi ASI yang
menurun dengan periode haid.
Setelah membaca-baca di internet, lagi-lagi disebutkan bahwa
hormon prolactin mungkin saja menjadi lebih sedikit ketika mendekati masa haid.
Oleh karena sedikitnya hormon prolactin yang bekerja, maka menjadi sedikit pula
produksi ASI.
Baca juga: Kegiatan Saya Menjadi Working Mom dan Stay At Home Mom
Hmm, pantas saja bayi saya kelihatan lapar terus saban hari.
Mungkin saja ia lebih sering lapar karena ketika menyusu, ASI yang keluar hanya
sedikit.
Ada juga yang menyebutkan bahwa, ketika mendekati masa haid,
rasa ASI mungkin sedikit berubah sehingga bayi lebih sedikit menyusunya.
Sekali Lagi, Setiap Orang Berbeda-beda
Yang perlu bunda garisbawahi, penjelasan di atas, baik
pengalaman saya maupun referensi yang saya dapatkan dari internet tersebut
tidak bisa dipukul rata untuk semua ibu. Tiap ibu menyusui berbeda-beda
kondisinya, dan ada banyak faktor lain yang mesti diperhatikan.
Akan tetapi secara garis besar, hal-hal berikut mungkin saja bisa menjadi faktor-faktor:
- Bagi ibu yang tidak menyusui secara langsung bayi, atau hanya memberikan susu dalam botol maupun susu formula, mungkin periode menstruasinya datang lebih cepat, 1 atau 2 bulan setelah melahirkan.
- Bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif atau menyusui secara langsung bayinya (direct breastfeeding), mungkin menstruasinya baru kembali setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
- Beberapa ibu mungkin tidak mendapatkan menstruasi ketika menyusui bayi, tapi ketika bayi masuk masa sapih, menstruasi akan kembali.
- Jadwal haid tidak teratur selama masa menyusui adalah normal. Telat berbulan-bulan masih dianggap normal.
- Ketika periode menstruasi sudah kembali, artinya sel telur sudah siap dibuahi kembali.
- Ibu yang memompa ASI juga akan mengalami haid kecil, darah yang keluar hanya sedikit.
- Penurunan produksi ASI mungkin terjadi sesaat sebelum haid, karena sedikinya hormon prolaktin yang diproduksi.
Wah, jadi kalau telat haid selama masa menyusui itu masih normal ya bunda. Jadi wajar bila ibu mengeluhkan telat haid, ketidakseimbangan hormonlah yang jadi penyebabnya. Tapi, bunda tetap harus memerhatikan tanda-tanda lain ya, sekiranya ada yang mencurigkan maka sebaiknya datang ke dokter untuk diperiksa lebih mendetail.
Referensi:
id.theasianparent.com
Komentar